Salah sendiri.
Sayang lah kita setinggi mana pun pada manusia,
berkorbanlah sebanyak mana pun selagi termampu,
kalau dah dia kata 'nak buat camna, Allah yang tentukan semuanya...'
sakitnya...
kita sendiri yang rasa.
Ada sedikit menyesal.
Sikit.
Takkan dah jadi baru nak sedar?
Takkan dah terkena baru nak cari Dia?
Berkasih sayang.
Kerana Allah.
Ihsan sesama manusia.
Kerana Allah.
Niatnya haruslah kerana Dia.
Sebab kita tak dapat apa-apa pun jika mengharap dari manusia.
Rabiah Al-Adawiyah jugak yang power!
“Ada dua macam kekasihku kepadamu,
kasih untuk kebahagiaanmu dan kasih mutlak.
Kasih kepadamu karena itu adalah hakmu.”
“Adapun kasih yang didorong oleh kerinduan,
maka aku selalu sibuk menyebutmu,
daripada menyebut selain engkau.”
“Tetapi kasih mutlak yang menjadi hakmu
adalah engkau bukakan tabir untukku
sehingga aku dapat melihatmu.”
“Maka tiada pujian lagi bagiku yang ini ataupun itu,
tetapi pujian tetap milikmu segala puji kedua kasihku.”
“Mereka semuanya menyembahmu
lantaran takut siksa neraka.
Dan mereka berpendapat bahwa bebas dari siksa sebagai keberuntungan.”
“Atau mereka ingin masuk surga
dan dapat menikmati maghligai-maghligainya
serta minum arit telaga yang nikmat cita rasanya.”
“Namun bagiku surga dan neraka bukan persoalan,
karena aku tidak ingin cintaku kepada Tuhan
bertukar dengan yang lain.”
Makan dalam.